"Seekor kerang mutiara akan menjadi kerang yang tak memiliki nilai apa pun bila tak ada mutiara di dalam cangkangnya. Tahukah bagaimana caranya seekor kerang dapat menghasilkan sebutir mutiara yang indah? Di dalam cangkangnya yang keras dipaksakan masuk sebuah benda asing untuk mengganggunya. Bagi sang kerang, benda asing itu menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Begitu pula musibah yang menimpa manusia, semakin berat musibah yang menimpanya kelak akan menghasilkan mutiara yang semakin besar dan indah pula. Kesabaran itu pahit untuk dikecap tapi kelak akan membuahkan keindahan yang tak ternilai."

Hadis Qudsi Tentang Musibah

>> Sabtu, 01 Agustus 2009


MUTIARA DI BALIK MUSIBAH
Kumpulan Hadis Qudsi yang menerangkan bahwa Surga adalah balasan bagi kaum mukmin yang sabar dalam menghadapi musibah berupa bencana.

Siapakah orang-orang yang medapat musibah terbesar?

Dari Sa’ad, ia berkata: bahwa Rasulullah telah bersabda:
“Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang shalih yang meneladaninya. Seseorang akan diuji menurut kekuatan agamanya (imannya), apabila agamanya kuat maka makin berat ujiannya, apabila agamanya kurang kuat maka dia diuji menurut kadar kekuatannya, dia akan diuji terus , sehingga ia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih (tidak berdosa)”.

“Dari Aisyah ra., dia berkata: bahwa Rasulullah telah bersabda: “Sesungguhnya orang-orang shalih akan diperberat (musibah) atas mereka. Dan tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah, seperti tertusuk duri atau lebih ringan dari itu, kecuali akan dihapus dosa-dosanya dan akan ditingkatkan derajatnya”. (H.R. Ahmad, Ibnu Hibban, al-Hakim dan Baihaqi)

“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka didahulukan baginya hukuman di dunia (berupa musibah dan kesusahan agar terhapus dosa-dosanya), dan apabila Dia menghendaki keburukan pada hamba-Nya, maka Dia akan menahan darinya (membiarkannya) dengan dosa-dosanya sehingga (dosa-dosa tersebut) dibalas pada hari kiamat”. (H.R. Turmudzi, dia berkata: Hadis Hasan).

“Sesungguhnya, besarnya balasan sesuai dengan besarnya musibah. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai kepada suatu kaum, maka mereka akan diuji dengan berbagai macam musibah. Barang siapa yang ridho, maka dia akan diridhoi oleh Allah. Dan barang siapa yang tidak menerima (atas musibah tersebut), maka dia akan dimurkai Allah.” (H.R. Turmudzi, dia berkata: Hadis Hasan).

Hadis qudsi mengenai balasan atas bencana

Dari Anas bin Malik, ia berkata : "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Apabila Aku menguji hambaku dengan kedua kesayangannya lalu ia bersabar maka Aku menggantikannya dengan sorga". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Apabila Aku mengambil kedua kehormatan hamba-Ku di dunia, maka balasannya di sisi-Ku adalah sorga . (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Allah Ta'ala berfirman : "Tidak ada balasan disisi-Ku bagi hamba-Ku yang mu'min apabila aku mematikan kekasihnya dari penghuni dunia dan ia mengharap pahalanya, melainkan sorga". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW beliau bersabda : "Tidaklah dua orang Muslim yang tiga orang anaknya yang belum dewasa meninggal dunia melainkan Allah memasukkannya ke sorga sebab anugerah rahmat-Nya kepada mereka". Beliau bersabda : "Dikatakan kepada mereka : "Masuklah ke sorga". Mereka menjawab : "Sehingga orang tua kami masuk (sorga)". Dia berfirman : "Masuklah kamu ke (sorga) dan orang tuamu". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i).

Dari Abu Umamah ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Allah Yang Maha Suci berfirman : "Hai anak Adam, jika kamu sabar dan mengharapkan pahala pada kejadian pertama, aku tidak merelakan pahala untukmu selain sorga". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Dari Abu Musa Al Asy'ari ra. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : "Apabila anak manusia meninggal maka Allah berfirman kepada Malaikat-Nya : "Kamu matikan anak hamba-Ku ?". Mereka menjawab, "Ya". Dia berfirman : "Kamu matikan buah hatinya ?" Mereka menjawab : "Ya". Dia berfirman : "Apakah yang diucapkan oleh hamba-Ku?" Mereka menjawab : "Memuji dan mengembalikannya kepada-Mu (membaca istirja')". Allah berfirman : "Bangunlah rumah untuk hamba-Ku di sorga, dan berilah nama Baitul Hamdi (rumah pujian)". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

Dari Atha' bin Abu Rabbah, dia berkata. "Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku. 'Maukah kutunjukkan kepadamu seorang wanita penghuni sorga ? Aku menjawab. 'Ya'. Dia (Ibnu Abbas) berkata. "Wanita berkulit hitam itu pernah mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, seraya berkata. 'Sesungguhnya aku sakit ayan dan (auratku) terbuka. Maka berdoalah bagi diriku. Beliau berkata. 'Apabila engkau menghendaki, maka engkau bisa bersabar dan bagimu adalah sorga. Dan, apabila engkau menghendaki bisa berdo'a sendiri kepada Allah hingga Dia memberimu kesembuhan. Lalu wanita itu berkata. 'Aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi. 'Sesungguhnya (auratku) terbuka. Maka berdo'alah kepada Allah bagi diriku agar (auratku) tidak terbuka'. Maka beliau pun berdoa bagi wanita tersebut". (Ditakhrij Al-Bukhari 7/150. Muslim 16/131)

Dan yang terpenting:

“Demi Kejayaan dan Keagungan-Ku, tidak akan Aku matikan hamba-Ku yang telah Aku kehendaki kebaikan baginya, sehingga Aku menghapuskan dosa-dosa yang pernah ia lakukan melalui rasa sakit di badannya, kerugian pada hartanya dan kematian anaknya. Maka apabila masih terdapat dosa padanya, Aku perberat baginya sakaratul maut, sehingga dia menemui Aku seperti saat ia dilahirkan dari rahim ibunya (tidak mengemban suatu dosapun)”.(Hadis Qudsi: Lihat juga Musnad Imam Ahmad Juz III/29, 41)

“Dan demi Kejayaan dan Keagungan-Ku, tidak akan Aku mematikan hamba-Ku yang Aku tetapkan keburukan atasnya, sehingga Aku menghapuskan perbuatan-perbuatan baiknya melalui kesehatan tubuhnya (tidak pernah sakit), bertambah hartanya dan bertambah anaknya, maka sekiranya masih ada kebaikan padanya, Aku ringankan baginya sakaratul maut sehingga dia menghadap kepada-Ku dalam keadaan tidak memiliki kebaikan apapun”. (Hadis Qudsi: Lihat juga Musnad Imam Ahmad Juz III/29, 41)

Kaget ?

Dari dua kutipan hadis qudsi diatas dapat kita simpulkan bahwa, logika manusia yang sempit tak kan pernah dapat memahami Ilmu Allah yang sedemikian luasnya. Coba kita semua renungkan, apa yang sering kita minta di saat berdoa? Harta bertambah? Pangkat atau jabatan? Kelancaran dalam usaha? lalu apa yang terjadi bila Allah belum mengabulkan permintaan kita ? Apakah kita kecewa? Kemudian muncul musibah kesulitan yang tak terduga. Apakah kita tetap bersabar dan yakin bahwa segala sesuatu adalah yang terbaik menurut-Nya ? Masihkah kita mengikuti hawa nafsu untuk mereguk semua kenikmata dunia ? Masihkah kita bertuhan kepada harta, jabatan, dan hawa nafsu ? Masihkah kita tergolong orang-orang yang ditutup pintu hatinya oleh Allah untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya ?

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (Q.S.45/ Al Jaatsiyah: 23)
(http://mutiaradibalikmusibah.blogspot.com)

Read more...

Bersyukur Karena Musibah II: Biografi Alm. Kyai Mbah Dahnan (Syekh Abdul Hannan)


Tiga Pelajaran Berharga Dari Kyai "Nyleneh"


Di daerah Tambak Ngadi, Kediri, Jawa-Timur terdapat suatu kompleks makam auliya’. Kata auliya’ adalah bentuk jamak dari wali, waliyun atau wakil Allah SWT dalam melanjutkan perjuangan Rasulullah SAW. Mereka yang dimakamkan di kompleks ini adalah orang-orang yang berjuang seluruh hidup mereka di jalan Allah untuk mengibarkan syi’ar islam.

Di salah satu bagian dari kompleks tersebut terdapat makam dari Syekh Abdul Hannan atau yang lebih dikenal dengan Mbah Dahnan.

Semasa hidupnya beliau adalah sosok kyai yang terkenal dengan gaya hidup yang nyleneh (aneh). Beliau mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah Trenggalek, Jawa-Timur. Pondok pesantren itu semasa hidupnya tidak ia beri nama apapun. Santrinya pun tidak banyak, beliau sangat mementingkan kualitas santrinya dibanding kuantitas.

Pelajaran Pertama

Beliau hidup sangat sederhana, rumahnya hanya berdinding anyaman bambu dengan lantai tanah. Beliau tak pernah makan nasi. Beliau hanya makan singkong, tanaman yang tumbuh subur di Trenggalek. Kadang-kadang beliau makan singkong dengan sate ayam tapi itu tidak ia lakukan setiap hari. Dalam seminggu masih dapat dihitung berapa tusuk sate yang ia makan. Satu-satunya barang yang paling berharga yang ia miliki adalah Perkutut Putih. Beliau sangat menyayangi Perkutut tersebut, karena bentuknya yang indah dan suaranya yang merdu, dan tentu saja karena Perkutut Putih itu sangat langka sehingga menjadi incaran para kolektor untuk membelinya dengan harga yang tinggi.

Berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu santrinya, almarhum adalah salah satu sosok yang tak ada tandingannya dalam perilaku ridho, ikhlas dan sabar. Pernah pada suatu pagi, ketika almarhum beserta para santri sedang bekerja di ladang yang tak terlalu jauh dari rumahnya, sang santri melihat ada seseorang yang hendak mencuri Perkutut Putih kesayangan Kyai. Melihat hal tersebut, sang santri langsung melaporkan kepada Mbah Dahnan yang berada tak jauh dibelakangnya. Namun Mbah Dahnan justru menarik tangan santrinya, dan menyuruh untuk bersembunyi di balik semak-semak. Sang santri bertanya kepada Mbah Dahnan, mengapa kita harus bersembunyi? Beliau kemudian memberitahu sebab mereka semua disuruh bersembunyi sementara melihat si pencuri melakukan aksinya, karena beliau merasa kasihan kepada si pencuri, bisa saja si pencuri itu malu dan mengurungkan niatnya untuk mencuri bila ketahuan oleh mereka.

Walaupun Perkutut Putih itu adalah satu-satunya hewan peliharaan paling berharga yang Mbah Dahnan miliki, karena selain langka dan suaranya yang merdu, harganya pun terhitung sangat mahal. Sudah banyak orang menawarkan uang puluhan juta untuk membeli Perkutut Putih tersebut, namun Mbah Dahnan tak pernah mau memberikannya. Tapi di saat ada seseorang mencuri Perkutut putih tersebut, beliau ridho dan ikhlas karena Allah SWT. Beliau tampaknya mengetahui bahwa maling tersebut lebih membutuhkan Perkutut putih kesayangannya dibanding dirinya atau kolektor yang sudah menawarkan harga puluhan juta kepadanya. Beliau pun sangat menyadari bahwa maling itu hanyalah wasilah dari Allah. Dan apapun yang Allah kehendaki atas dirinya itulah yang terbaik menurut ilmu Allah.

Pelajaran Kedua

Cerita selanjutnya adalah disaat beliau kehilangan anak pertamanya dan laki-laki satu-satunya saat itu. Di saat anaknya meninggal karena sakit panas, istrinya menangis, dan para santrinya bersedih. Namun Mbah Dahnan justru memuji Allah dan mendendangkan shalawat. Beliau dengan tenang mengafani sendirian kemudian melakukan shalat jenazah bersama para santri-santrinya.

Siapa yang akan rela kehilangan anak laki-laki semata wayangnya ? Namun bila menurut Allah itu yang terbaik, maka beliau pun ridho karena Allah memberikan hadiah yang tak ternilai baginya.

Anak laki-laki yang diambil oleh Allah belum memiliki dosa apapun, sehingga baginya tentu akan mendapatkan surga. Beliau sangat bangga karena memiliki anak yang kelak menjadi penghuni surga. Dan barang siapa yang ridho atas ketentuan Allah dengan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi roji’un maka akan dibangun rumah baginya di surga.

“Apabila meninggal anak seorang hamba, maka Allah SWT berkata kepada malaikat: Apakah kamu telah mencabut roh putra hambaKu. Jawabnya: Ya. Apakah kamu telah mengambil buah hatinya ? Jawabnya: Ya, benar. Maka Allah berkata: “Lalu apa yang diucapkan oleh hambaKu?. Malaikat berkata: “Dia memuji-Mu dan mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Maka Allah SWT berkata: “Bangunkan untuk hambaKu tersebut sebuah rumah di surga dan beri nama tempat itu Baitul Hamdi”. (H.R. Turmudzi, dia berkata: Hadis Hasan)

Setelah kematian anak laki-lakinya tersebut, akhirnya beliau diberikan anugrah oleh Allah untuk memiliki 5 orang anak.

Kejadian Ketiga

Kejadian yang paling teringat oleh seluruh santri Mbah Dahnan adalah ketika pesantren yang baru saja mereka bangun dengan susah payah mengalami kebakaran. Di saat para santri sibuk dan panik memadamkan api yang melalap pesantren tersebut, Mbah Dahnan justru menari-nari sambil tak henti-hentinya dari mulutnya memuji Allah dan bershalawat. Akhirnya tak ada yang dapat terselamatkan dari pesantren yang baru mereka bangun. Seluruhnya telah hangus terbakar oleh api. Setelah kejadian tersebut, Mbah Dahnan berserta seluruh santrinya justru mengadakan acara syukuran atas kejadian tersebut.

Hal luar biasa yang dapat kita petik dari beliau adalah, sifat ridho, ikhlas dan sabarnya. Beliau benar-benar yakin bahwa apapun yang diberikan Allah saat ini adalah yang terbaik. Musibah dalam bentuk nikmat dan bencana adalah hal yang pasti terbaik menurut Allah, untuk itulah ia selalu mengucapkan syukur tak terhingga kepada-Nya atas apapun yang terjadi saat itu.

Dan memang, tak beberapa lama setelah kejadian kebakaran tersebut, beliau mendapatkan bantuan untuk mendirikan pondok pesantren yang lebih besar dari pada pondok pesantren terdahulu.

“Dunia itu menjijikkan”. Kalimat itulah yang paling sering Mbah Dahnan ucapkan di saat beliau masih hidup. Kalimat tersebut sangat membekas di kalangan santrinya. Karena logika duniawi “tak kan pernah nyambung”, dibanding dengan ilmu Allah yang sedemikian luasnya.

Tingkatan kita mungkin sangat jauh dibanding beliau, namun dengan membaca kisah hidupnya diatas, insya Allah ada hal yang dapat kita petik untuk dikemudian hari. (http://mutiaradibalikmusibah.blogspot.com)

Read more...

Insya Allah Sudah ada di Toko Buku Gramedia, Gunung Agung, dan Toko Buku lainnya di kota Anda

>> Jumat, 31 Juli 2009

Buku Panduan Menghadapi Musibah



Pernahkah Anda jatuh ke dalam jurang yang paling dalam hingga Anda sendiri tak yakin dapat bangkit kembali? Pernahkah Anda kecewa karena semua orang terdekat pergi meninggalkan di saat Anda sedang berada dalam kemalangan? Pernahkah Anda marah atas teman-teman Anda yang hanya hadir hanya di saat suka? Di saat Anda tertimpa bencana, mereka justru menganggap Anda menderita penyakit yang menular dan menceritakan keburukan-keburukan Anda di belakang? Pernahkah Anda merasa sendiri, kesepian, ketakutan, bagaikan bayi telanjang kedinginan yang rindu akan dekapan hangat orang tuanya? Pernahkah Anda tidur meringkuk di pojok ruangan sambil menangis dan tak yakin dapat menghadapi hari esok? Pernahkah Anda selalu berdoa namun dunia seakan terus menerus menekan dada Anda hingga terasa sesak kehabisan nafas? Di saat itulah titik terendah dalam hidup Anda, sekaligus dapat menjadi titik balik dari keimanan Anda.

Buku ini akan mengubah persepsi Anda akan makna musibah. Membuka wawasan Anda akan hakikat kesabaran. Dan menceritakan rahasia-rahasia yang terpenting agar mencintai-Nya atas apa pun yang Dia perbuat kepada Anda. Buku ini mengajarkan “cinta putih” seorang budak kepada Tuannya. Mahabatullah: “Perjalanan mencari cinta yang hanya untuk Allah”.


Buku ini dapat Anda pesan di blog ini mulai tanggal 22 Agustus 2009
Harga Rp.40.000 + tanda tangan pengarang
Ongkos kirim gratis untuk daerah Jakarta dan sekitarnya

Inilah buku yang akan menjungkir-balikkan konsepsi Anda tentang Musibah, konsep kesabaran, Ridho dan Ikhlas yang sering menjadi kerancuan keduanya, Qodha dan Qodar, dan yang terpenting adalah menceritakan rahasia-rahasia untuk mencintai Allah atas apapun yang Dia perbuat kepada Anda.



Read more...

Hot Info !!!

Dapatkan Buku ini secara gratis dengan tanda tangan pengarang eksklusif untuk Anda !!!

Caranya: Silahkan Curhat tentang musibah yang sedang menimpa Anda atau teman Anda di Buku Tamu tepat di samping kanan. Kemudian sebutkan alasan mengapa Anda layak mendapatkan buku ini.

Pengirim terbaik akan mendapatkan Buku Gratis "Mutiara Dibalik Musibah, Perjalanan Mencari Cinta yang Hanya untuk Allah".

Tanya Mbah Gugel

Buku tamu: Testimonial dan Curhat di sini

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP