"Seekor kerang mutiara akan menjadi kerang yang tak memiliki nilai apa pun bila tak ada mutiara di dalam cangkangnya. Tahukah bagaimana caranya seekor kerang dapat menghasilkan sebutir mutiara yang indah? Di dalam cangkangnya yang keras dipaksakan masuk sebuah benda asing untuk mengganggunya. Bagi sang kerang, benda asing itu menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Begitu pula musibah yang menimpa manusia, semakin berat musibah yang menimpanya kelak akan menghasilkan mutiara yang semakin besar dan indah pula. Kesabaran itu pahit untuk dikecap tapi kelak akan membuahkan keindahan yang tak ternilai."

Zuhud

>> Sabtu, 25 Juli 2009


Pedoman hidup zuhud


Hiduplah di dunia seperti layaknya orang asing atau pengembara. Ambilah secukupnya sebagai bekal menuju kampung halaman kita yaitu Surga. Carilah rizki yang halal dan cukup untuk menghidupi keluargamu dan gunakan selebihnya untuk beramal di jalan Allah. Gunakan dunia sebagai budak atau kendaraan kita dalam mencari bekal akhirat. Janganlah justru kita yang diperbudak oleh dunia atau dunia yang “mengendarai” nafsu kita. Mengejar dan memperebutkan nikmat dunia yang secuil hanya membuat hidup selalu penuh dengan rasa waswas dan pertengkaran. Bersikap zuhud bukan berarti setiap kaum muslim harus hidup dalam kemiskinan.

Bersikap zuhud bukan berarti menggunakan seluruh waktunya untuk berdoa tanpa berusaha. Pengertian zuhud sesungguhnya adalah bila hati manusia tidak tertawan oleh nafsu dunia. Orang yang kaya raya dapat tetap zuhud selama harta dan seluruh kekayaannya tidak menyita dirinya dari Allah SWT. Sebagaimana zuhudnya Nabi Sulaiman AS yang tetap berpegang teguh terhadap perintah Allah. Sedangkan orang yang miskin belum tentu dapat hidup zuhud selama hatinya masih selalu tertawan oleh nikmat dunia.


Bahkan orang paling kaya raya atau orang terkuat sedunia pun tak dapat menghindar bila Malaikat Izroil telah datang menjemputnya. Kepopuleran, gelar kehormatan, kekayaan, kekuasaan, kepintaran, kecantikan, kerupawanan, dan lain sebagainya tak kan dapat menolong manusia dalam ketentuan Allah. Ketentuan berupa balasan di akhirat yang berlaku selama-lamanya. Yaa… selama-lamanya, bukan 80 tahun atau 100 tahun. Bukan 1000 tahun atau 10.000 tahun. Bukan sejuta tahun, semilyard tahun, atau setrilyun tahun. Tapi selama-lamanya.

Bagi orang yang pernah dikecewakan oleh dunia, terkadang mereka mengungkapkan kemarahan dengan mengucapkan “Tuhan tidak adil”. Boleh jadi Anda telah bekerja sekuat tenaga dan selalu shalat dan berdoa dengan tekun. Namun tetap saja keinginan Anda tidak dipenuhi-Nya. Beristighfarlah karena Allah sedang menguji Anda. Bisa jadi doa Anda ditunda untuk dibalas di akhirat dengan balasan yang ribuan kali lebih baik dari permintaan itu. Bisa jadi doa Anda diganti untuk mencegah Anda mengalami takdir yang sangat buruk. Ingatlah ! Allah adalah pemilikmu, Allah yang memiliki segala sesuatu yang ada, dan Pemilik berkuasa penuh atas apa yang Dia miliki. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya.

Allah memang tidak adil. Yaa… tulisan tadi memang benar adanya. Allah tidak adil sebagaimana konsep “adil” menurut logika manusia. Buktinya adalah, bagaimana mungkin manusia yang selama hidupnya ia gunakan untuk mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya mendapatkan balasan surga selama-lamanya? Seharusnya bila Allah itu adil menurut konsep “adil” manusia, orang tersebut cukup mendapatkan surga selama masa hidupnya saja, bisa 50 tahun, 80 tahun atau paling lama 100 tahun. Kemudian rohnya dimatikan saja. Tetapi Allah justru memberikan balasan kepada orang tersebut dengan balasan yang tak terbatas waktunya, melebihi semilyard tahun bahkan melebihi setrilyun tahun. Contoh kedua adalah apabila seseorang ibu melahirkan anak yang kemudian anak tersebut meninggal, maka anak tersebut pun menjadi calon penghuni surga. Bila kedua orang tuanya merelakan kematian anaknya maka keduanya pun menjadi calon penghuni surga pula. Lihatlah betapa pemurah-Nya Allah terhadap hamba-Nya. Contoh lainnya adalah banyaknya amal perbuatan yang mendapatkan pahala yang besar seperti berzikir. Apalah susahnya berzikir dibanding pekerjaan mengangkat batu besar atau menggali lubang. Seharusnya kalau Allah itu adil menurut konsep “adil”-nya manusia, orang tersebut pun hanya mendapat balasan seperti apa yang hamba tersebut perbuat kepada-Nya.

Allah Azza wa Jalla memiliki sifat Ar Rahim, menyayangi umat-Nya. Allah tidak kikir sebagaimana kaum kapitalis merancang dasar-dasar ekonomi dunia.

"Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Q.S.55/ Ar-Rahman: 13)

Manusia akan memperoleh balasan terhadap seluruh amal mereka semasa hidupnya. Apakah di dunia mereka patuh terhadap perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya, atau justru mengkufuri-Nya. Apakah mereka ridho dan bersabar atas segala yang menjadi qodha dan qodar-Nya. (http://mutiaradibalikmusibah.blogspot.com)

1 komentar:

sriyanta hadi Jumat, Juni 04, 2010  

Assalamu'alaikum

Alhamdulillah, saya menemukan blog Anda. Semoga menjadi manfaat dan berkah bagi kami dan Anda. Amin

Wassalamu'alaikum

Sriyanta Hadi
Warga RI di Kuala Lumpur, Malaysia

Hot Info !!!

Dapatkan Buku ini secara gratis dengan tanda tangan pengarang eksklusif untuk Anda !!!

Caranya: Silahkan Curhat tentang musibah yang sedang menimpa Anda atau teman Anda di Buku Tamu tepat di samping kanan. Kemudian sebutkan alasan mengapa Anda layak mendapatkan buku ini.

Pengirim terbaik akan mendapatkan Buku Gratis "Mutiara Dibalik Musibah, Perjalanan Mencari Cinta yang Hanya untuk Allah".

Tanya Mbah Gugel

Buku tamu: Testimonial dan Curhat di sini

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP